Wednesday, December 25, 2013

Inflasi Penggunaan Istilah Misa Natal

Ibadah Natal di KPK siang ini.



Hari ini hari raya Natal, yang dirayakan oleh segenap umat Kristiani sebagai hari kelahiran Yesus Kristus. Selama ini, terdapat satu penggunaan kata yang sering muncul di hari Natal di media-media yang cukup menggelitik saya. Apakah itu?

Jawabannya: MISA NATAL.

Selama ini media, baik cetak maupun elektronik, terbiasa menggunakan kata MISA sebagai ibadah yang hanya dilakukan saat Natal. Terlepas aliran gerejanya, kalau sudah hari Natal umat Kristiani pasti ke gereja untuk melaksanakan misa. Seperti berita yang saya baca di detik.com siang ini: Tahanan KPK mengikuti misa Natal di gedung KPK, Kuningan, Jakarta. (Baca: http://news.detik.com/read/2013/12/25/145031/2451408/10/misa-natal-di-kpk-mario-bernando-main-organ-dan-hambit-bintih-berdoa) Di dalam berita tersebut dikatakan bahwa misa dipimpin oleh Lidya Adelaide Muni.

Tunggu.. Misa kok dipimpin orang bernama Lidya, yang merupakan nama perempuan?

Terlepas dari Bu (atau Pak) Lidya adalah seorang perempuan atau bukan, yang pasti tidak akan pernah misa dipimpin oleh seorang perempuan. MISA adalah istilah yang umum digunakan di kalangan Gereja Katolik sebagai ibadah yang dilakukan setiap hari Minggu (dan dalam batas tertentu, setiap hari) yang dilakukan umat Katolik sebagai lambang Perjamuan Kudus, dan di dalam Misa harus dipimpin oleh seorang pastor yang telah ditahbiskan (diangkat) sebagai pastor, agar dapat memimpin misa tersebut secara sah. Berdasarkan tradisi Gereja Katolik, seorang pastor haruslah berjenis kelamin laki-laki. Tak mungkin seorang perempuan memimpin ibadah misa. Maka, tak mungkin misa natal yang dilakukan di gedung KPK itu adalah misa Kristen Katolik.

Lalu, bagaimana dengan penyebutan istilah ibadah umat kristiani lainnya?

Kalangan Gereja Protestan secara umum menyebut ibadah mereka setiap hari Minggu (dan juga pada hari-hari besar lainnya) dengan istilah KEBAKTIAN. Sedangkan gereja aliran Pentakosta dan Karismatik lazim menyebut ibadah mereka IBADAH RAYA. 

Kok berbeda-beda istilahnya, kan pada intinya sama-sama Kristen?

Bedanya ada di tata cara ibadah atau liturgi. Liturgi setiap aliran mainstream gereja berbeda, seperti Misa Katolik berbeda dengan Kebaktian Protestan, dan berbeda juga dengan Ibadah Raya Pentakosta/Karismatik. Misalnya, di gereja Katolik misa hanya boleh diiringi alat musik organ pipa, kalau di gereja Pentakosta alat musik boleh menggunakan full band. Demikian juga dengan pemimpin ibadah berbeda fungsinya.

Lalu untuk apa kamu membuat tulisan ini?

Menurut saya, umat Muslim sebagai mayoritas di Republik ini masih belum banyak mengetahui tentang saudara-saudarinya yang minoritas, termasuk apa yang mereka lakukan setiap minggu. Kalau umat kristiani sudah terbiasa dengan istilah haji, zakat, sholat, subuh, maghrib, dzuhur, dll.. Sepertinya masih banyak umat muslim yang belum mengetahui arti istilah liturgi, pastor, pendeta, misa.. Sehingga menimbulkan kecurigaan maraknya kristenisasi dan sebagainya. Jika umat kristiani tahu apa yang dilakukan orang Islam di masjid, tentunya orang Islam harus mengetahui pula apa yang dilakukan orang Kristen di dalam gereja. Tampaknya seperti ikut campur urusan internal, dan banyak muslim yang takut aqidahnya tercemar dengan banyak mengetahui hal tentang agama lain (dan bisa-bisa dicap kafir oleh sesama muslim), namun sesungguhnya banyak kyai haji yang kristolog (mempelajari ajaran Kristen).

Tujuannya, agar kita bisa saling mengenal dan menghormati, dan seperti kata pepatah, tak kenal maka tak sayang.

Depok, 25 Desember 2013
Willy Mandagi

Sunday, December 15, 2013

Jurnal Ilmiah: Kata Serapan dalam Bahasa Manado

Kata Serapan dalam Bahasa Manado yang Berasal dari Bahasa Asing

Wishnu Wardhana

Abstrak
Bahasa Manado adalah bahasa kreol yang banyak dipengaruhi bahasa bangsa-bangsa Eropa yang pernah menjajahnya. Dengan demikian, terdapat banyak kosakata dalam bahasa Manado yang diserap dari bahasa bangsa-bangsa Eropa. Terdapat kata yang berasal dari bahasa Belanda, Portugis, Spanyol, Inggris maupun Prancis. Sampai sekarang, bahasa Manado masih menggunakan kata-kata serapan tersebut sebagai unsur utama.
Kata Kunci: Bahasa, Kata Serapan, Manado, Asing

I.                   Pendahuluan
          
                 I.1 Latar Belakang
                            
                                Kota Manado adalah ibukota Provinsi Sulawesi Utara. Daerah Manado dan sekitarnya juga telah berada di bawah penjajahan berbagai negara sejak abad ke-16, dimulai dengan Portugis yang pertama kali tiba pada tahun 1563. Sulawesi Utara secara umum, dengan hasil perkebunannya berupa kopi dan beras, menjadi magnet yang menarik penjajah untuk datang dan menguasai tempat tersebut, meskipun tidak semenarik kepulauan Maluku dengan rempah-rempahnya, komoditas yang paling dicari para penjajah pada saat itu. Di Manado, Portugis berkuasa selama kurang-lebih 80 tahun sampai pada akhirnya pada 1644 Spanyol datang dan mengalahkan Portugis untuk mendapatkan wilayah Sulawesi Utara, yang didukung oleh raja-raja lokal. Spanyol pun tak jauh berbeda dalam perlakuannya terhadap penduduk asli. Kota Manado, yang telah ada pada waktu itu, dijadikan pusat transit utama antara kepulauan Maluku dengan Filipina, yang juga merupakan jajahan Spanyol[1].   

[1]  http://marthinusm.blogspot.com/2011/11/asal-usul-sejarah-kota-manado.html

Setelah berkuasa selama beberapa saat, kekuasaan Spanyol pun harus tergusur dengan hadirnya Belanda dengan VOC-nya, yang merebut Manado pada 1661 dan mendirikan benteng Ford Amsterdam. Sampai kemerdekaan Indonesia, Manado dan sekitarnya tetap berada di bawah penjajahan Belanda.[2][3]

Latar belakang berbagai penjajah yang pernah menduduki tanah Manado menjadikan bahasa Manado kaya akan berbagai ungkapan dan kata-kata yang berasal dari bahasa para penjajah. Sedangkan, bahasa Manado yang akan dibahas di dalam jurnal ini adalah bahasa Manado yang umum dituturkan di wilayah Manado Kota.
     Definisi kata adalah[4]: 1. Unsur bahasa yang diucapkan atau dituliskan yang merupakan perwujudan kesatuan perasaan dan pikiran yang dapat digunakan dl berbahasa; 2. Ujar; bicara; 3 . Morfem atau kombinasi morfem yang oleh bahasawan dianggap sebagai satuan terkecil yang dapat diujarkan sebagai bentuk yang bebas; b. Satuan bahasa yang dapat berdiri sendiri, terjadi dari morfem tunggal (misal batu, rumah, datang) atau gabungan morfem (misal pejuang, pancasila, mahakuasa). Definisi kata serapan[5]  adalah kata yang diserap dari bahasa lain.
   
           I.2 Rumusan Masalah
                            Kata apa sajakah dalam bahasa Manado yang merupakan serapan dari bahasa asing?

          I.3 Tujuan Penelitian
                           Mendaftar kata apa saja di dalam bahasa Manado yang berasal dari bahasa asing.

          I.4 Metode Penelitian
                         Penelitian pustaka dengan pendekatan deskriptif kuantitatif.
    
[2] http://www.theminahasa.net/history/stories/minahasapetaid.html
[3] http://sepenggalsejarahina.blogspot.com/p/penjajahan-dari-bangsa-lain.html
[4] http://kbbi.web.id/kata
[5] ibid.

   II. Daftar Kata dalam Bahasa Manado berdasarkan Bahasa Asal

        II.1 Bahasa Belanda

Bahasa Manado
Bahasa Belanda
Arti
afsprak
afspreken
janji; membuat janji
feyen
vijand
musuh
mar
maar
tapi
skop
schoppen
tendang
stom
stomen
uap; beruap
sondor
zonder
tanpa; jangan
wayer
waaier
baling-baling
Tabel 1.1 Kata bahasa Manado yang berasal dari bahasa Belanda

         II.2 Bahasa Portugis

Bahasa Manado
Bahasa Portugis
Arti
kadera
cadeira
kursi
lenso
lenço
saputangan
milu
milho
jagung
sombar
sombra
bayangan
suar
suar
keringat
Tabel 1.2 Kata bahasa Manado yang berasal dari bahasa Portugis

            II.3 Bahasa Spanyol

Bahasa Manado
Bahasa Spanyol
Arti
fastiu
fastidioso
bosan
gargantang
garganta
tenggorokan
oras
hora
waktu
Tabel 1.3 Kata bahasa Manado yang berasal dari bahasa Spanyol

         II.4 Bahasa Inggris

Bahasa Manado
Bahasa Inggris
Arti
blangket
blanket
selimut
bodi
body
tubuh
fait
fight
berkelahi
peleseng
pleasing
menyenangkan
rileks
relax
santai
Tabel 1.4 Kata bahasa Manado yang berasal dari bahasa Inggris

         II.5 Bahasa Prancis

Bahasa Manado
Bahasa Prancis
Arti
capeo
chapeau
topi
kado
cadeau
kado
Tabel 1.5 Kata bahasa Manado yang berasal dari bahasa Prancis

       III. Daftar Kata dalam Bahasa Manado berdasarkan Kelas Kata
        
                III.1 Nomina

Bahasa Manado
Bahasa Asal
Arti
kreng
kring (Bld.)
lingkungan
kékér
kijker (Bld.)
teropong
spok
spook (Bld.)
hantu
swembak
zwembad (Bld.)
kolam renang
Tabel 2.1 Kata nomina dalam bahasa Manado yang berasal dari bahasa asing

                III.2 Adjektiva
Bahasa Manado
Bahasa Asal
Arti
afker
afgekeurd (Bld.)
gagal
fals
vals (Bld.)
salah
falao
flauw (Bld.)
pingsan
fol
vol (Bld.)
penuh
Tabel 2.2 Kata adjektiva dalam bahasa Manado yang berasal dari bahasa asing

               III.3 Verba
Bahasa Manado
Bahasa Asal
Arti
hoding
houding (Bld.)
bergaya
mislek
mislukt (Bld.)
meleset
smeng
schminken (Bld.)
dandan
stir
sturen (Bld.)
setir
Tabel 2.3 Kata verba dalam bahasa Manado yang berasal dari bahasa asing

       IV. Kesimpulan
       
            Berdasarkan penelitian saya, terdapat banyak sekali kata dalam bahasa Manado yang berasal dari bahasa asing, seperti bahasa Belanda, Portugis, Spanyol, Inggris, dan Prancis. Berikut ini adalah jumlah kata serapan dalam bahasa Manado yang berasal dari bahasa asing:

Bahasa Asal
Jumlah
Belanda
534
Portugis
8
Spanyol
22
Inggris
21
Prancis
2
Tabel 3.1 Jumlah kata bahasa Manado yang berasal dari bahasa asing

     Jumlah ini menunjukkan bahwa panjangnya waktu penjajahan berpengaruh terhadap jumlah kata yang diserap. Bahasa Belanda memiliki asal kata serapan paling banyak karena paling lama menjajah Manado (1661-1945). Sedangkan negara lain (Spanyol, Portugal, Inggris dan Prancis) hanya memiliki sedikit kata serapan yang diserap ke dalam bahasa Manado karena memang hanya sebentar menjajah Manado (seperti bahasa Portugis dan Spanyol) atau pengaruhnya yang memang hanya sedikit (seperti bahasa Inggris dan Prancis).
       
              V. Daftar Pustaka
  • Menayang, Jan F. (Eds). 2004. Kamus Melayu Manado-Indonesia. Jakarta: IPCOS
  • Moeimam, Susi dan Steinhauer, Hein (Eds). 2010. Kamus Belanda-Indonesia. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama
  • Arifin, Winarsih dan Soemargono, Farida (Eds). 2008. Kamus Perancis-Indonesia. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama
  • Guindel, Milagros (Eds). 2012. Kamus Spanyol-Indonesia. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama
  • Hull, Geoffrey (Eds). 2010. Kamus Melayu Indonesia-Portugis. Jakarta: LIDEL