Inge Schubart – Keris- und Tigergeschichte
I.
Tokoh-tokoh:
1. Ich
(tidak disebutkan nama):
- Seorang
Jerman yang bertugas sebagai dokter dan bertugas di hutan Sumatera.
- Tidak
percaya akan keberadaan hal-hal mistis seperti keris yang bisa terbang sendiri,
manusia harimau, jimat (susuk), dll.
- Berteman
dengan Renesse, Soepardjo dan Ishak. Asistennya adalah Anwar, Wenoto dan
Cornelius.
- Pernah
berbincang dengan Renesse untuk membeli salah satu kerisnya.
- Pernah
memiliki keris juga yang diberikan kepada adiknya di Jerman.
2. Renesse
- Seorang
Indo-Belanda yang berasal dari Medan.
- Memiliki
pasangan bernama Mini, namun mereka tidak menikah.
- Renesse
dan Mini beragama Katolik.
- Pernah
mencoba tinggal di Belanda di masa mudanya, namun kerinduan akan hutan-hutan
Sumatera membawanya kembali.
- Sempat
menjadi tentara di Angkatan Darat Indonesia, namun tidak dapat naik pangkat
lebih tinggi dari Letnan karena dia keturunan Belanda.
- Sangat
percaya kepada hal-hal mistis.
- Merupakan
pemburu yang cukup handal dan dikenal luas di daerah tempat tinggalnya.
- Memiliki
jimat yang terletak di bawah kulitnya yang menyelamatkannya dari penyiksaan
tentara Jepang.
3. Djafri
- Merupakan
salah satu pasien “Ich”.
- Pernah
dirawat oleh “Ich” namun tidak membayar biaya pengobatan.
- Merupakan
warga lokal.
- Memberikan
keris sebagai ganti biaya pengobatannya.
4. Ishak
- Merupakan
warga lokal dan asisten “Ich”.
- Percaya
kepada hal-hal mistis.
II.
Interpretasi
1. Warga
setempat percaya kepada hal-hal mistis.
2. Warga
percaya adanya “manusia harimau”, yaitu roh harimau yang sudah mati yang dapat
menyerupai manusia dan menolong orang-orang yang berada di dalam kesulitan.
3. Keris
dikatakan memiliki kekuatan gaib dan hanya dapat dimiliki oleh pemiliknya
(berarti tidak dapat diserahkan kepada orang lain). Satu contoh ketika Renesse
memberikan kerisnya kepada rekannya yang tinggal di Belanda keris tersebut
kembali ke Renesse dengan cara terbang seperti komet yang menyala.
4. Keris
juga dikatakan memiliki kekuatan untuk menyelamatkan pemiliknya dari bencana
alam, orang jahat, atau penyakit.
5. “Ich”,
meskipun tinggal di Sumatera (Asia), namun masih teringat akan Eropa dan
menghormati warisan leluhurnya di Eropa.
6. Harimau
dikatakan juga memiliki kekuatan gaib untuk membunuh orang-orang yang tidak
“murni” hatinya.
7. "Ich”
merupakan dokter yang bertugas di hutan, jadi dia dan asistennya (Anwar, Wenoto
dan Cornelius) senantiasa berkeliling ke kampung-kampung untuk merawat warga
desa yang sakit.
8. Pernah
mengalami kejadian misterius yaitu ada orang terluka yang jatuh ke jurang
dimalam hari dan dikira sudah tewas, namun paginya berada di atas jurang dengan
kondisi cedera parah. Dia berkata bahwa dia dibawa oleh seekor harimau dari
bawah jurang ke atas.
9. Terdapat
campuran racun yang sangat mematikan, yang terbuat dari kumis harimau, bubuk
mesiu dan dupa yang dapat menewaskan orang dalam waktu cepat.
10. Di akhir cerita, “Ich” diberi sebuah jimat
berupa cakar harimau dari Renesse.
III.
Analisis Interkulturelle:
1. Orang
Indonesia sangat percaya dengan hal-hal mistik, sementara orang Jerman tidak.
2. Tema
cerita yang banyak melibatkan hal-hal mistis menimbulkan Vertrautheit di antara pembaca orang Indonesia.
3. Fakta
adanya seorang Indo-Belanda dan dokter Jerman yang bertugas di hutan Sumatera
menimbulkan Fremdheit kepada pembaca
orang Indonesia, karena jarang ada dokter asing yang bertugas karena
ketertarikan di hutan Sumatera.
IV. Pesan Moral:
1. Kita
harus belajar memahami kebudayaan asing dan jangan pernah menganggap budaya
lain rendah.
2. Untuk
melayani seseorang dengan penuh cinta kasih seperti tokoh “Ich” diperlukan
pengorbanan dan pengabdian yang besar.
No comments:
Post a Comment